hari-harinya kini diisi dengan mengejar pekerjaan dimana pun itu, tentu saja dengan dukungan dari kedua orang tuanya, dan Indra.
Indra adalah laki-laki yang sudah bersamanya selama 6 tahun, setia menemaninya kemanapun Dita pergi selama dia tidak disibukkan dengan pekerjaannya, tapi biasanya Indra lebih memilih untuk mengantarkan pacarnya itu dibandingkan pekerjaannya.
Indra bekerja freelance disebuah perusahaan swasta, makanya dia selalu ada waktu untuk menemani Dita. dia pria yang baik, jujur, dan sangat menyayangi Dita. dalam waktu 6 tahun bersama, Indra yang selalu mengalah setiap kali ada pertengkaran, dan itu cara Indra mempertahankan hubungannya dengan gadis manja itu.
" de gak perlu sekeras ini mencari kerja??" Saran Indra saat melihat Dita begitu ngoyo mencari kerja, "gak apa-apa mas, aku mau cepet-cepet punya duit sendiri" jawab Dita kalem, suasana obrolan kedua orang itu awalnya berjalan dengan tenang, sampai akhirnya...
"apa gak sebaiknya kita menikah aja dek??, toh kuliah kamu kan udah selesai, insyaallah mas sanggup qo membiayai hidup kita", sambung Indra. hah?? dita kaget dalam hati, "memangnya selama ini gw kuliah, terus ngoyo nyari kerja begini cuma buat jadi ibu rumah tangga yang mengandalkan gaji suami doank??" gerutu dita dalam hati. pembicaraan itu jadi semakin panas, dan nada suara dita tidak dapat dibohongi kalau dia sangat kesal. "mas aku mati-matian cari kerja bukan karena aku mau buru-buru menikah, kalaupun nanti aku nikah, aku gak mau selalu mengandalkan gaji suamiku, aku mau punya uang sendiri!! kamu ngerti gak sih??" jelasnya dengan kasar. seperti biasa Indra tetap bersabar walaupun gadis didepannya itu meledak-ledak dan hampir mengeluarkan asap dari kedua telinganya. dalam hati dita melanjutkan penjelasannya tadi tanpa keluar dari mulutnya, "aku mau punya uang sendiri, aku mau membahagiakan kedua orang tua ku terlebih dahulu, memberikan semua yang mereka inginkan, walaupun tidak semuanya bisa aku berikan, aku juga masih mau membahagiakan diriku sendiri sebelum mengemban tanggung jawab sebagai seorang istri, baru kemudian aku memikirkan untuk menikah, walaupun entah membutuhkan waktu berapa lama sampai aku cukup puas dengan semuanya", dita terus diam selama kata-kata penjelasan itu meluncur tajam dari dalam hatinya. Indra memperhatikan gadis didepannya dengan tatapan penuh ketenangan sembari berpikir dalam hati "aku takut kehilanganmu kalau tidak secepatnya menjadikanmu milikku yang sah, harta bisa dicari bersama-sama, memangnya waktu 6 tahun belum cukup membuat kamu yakin sama aku de?" keduanya terlibat dalam emosinya masing-masing sehingga untuk beberapa saat waktu terasa berhenti berdetak.
Indra pasrah dengan keputusan gadisnya itu, karena dia sangat tau watak gadis itu, semakin dipaksa dia akan menjadi semakin keras kepala, dan untuk menetralisir suasana Indra mengajaknya makan es krim kesukaan Dita. " ya sudah kalau kamu belum mau membicarakan pernikahan, aku ngerti, sekarang kita makan es krim aja yuk??" ajak Indra dengan sangat lembut, tapi dita beelum menurunkan emosinya apa lagi nada suaranya " ya udah terserah!!" dengan sedikit pura-pura galak padahal mendengar kata es krim aja udah bikin dia meleleh, apa lagi diajak makan es krim.
dari kejadian diatas dapat disimpulkan bahwa yang namanya pandangan hidup setiap orang pasti berbeda-beda, walaupun mereka terikat suatu perasaan ataupun terikat dengan hubungan darah sekalipun. dan satu sama lain tidak akan pernah tau pandangan hidup masing-masing orang selama orang tersebut tidak mengatakannya.
0 komentar:
Posting Komentar