apalagi ditambah dengan trauma yang diderita. pertama melakukan kekerasan kemudian meminta maaf dengan mengkambing hitamkan khilaf, setelah dimaafkan dia akan ketagihan dan akan terus mengatas namakan khilaf, seperti tobat sambel. belum lagi kebiasaan memintaa barang-barang mahal tambah pedes aja itu sambelnya.
harusnya orang seperti itu diberi penanganan lebih dalam oleh psikiater atau terapis yang mampu memberikan kekuatan untuk mengendalikan emosinya. sehingga tidak meruugikan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar